-->

Perlukah Ada Batasan Dalam Bercanda


Assalamu'alaikum wr.wb

Bercanda atau lelucon adalah sebuah kata - kata dalam percakapan yang bisa mendatangkan senyum dan tawa, baik untuk pembawanya sendiri atau pun pendengarnya. Dalam bahasa gaul sering di sebut juga dengan kata Humor. Kalau dalam bahasa jawa orang menyebut nya ngelawak. Bercanda atau humor ini bisa dalam bentuk gerak tubuh dan tulisan atau pun ucapan. Nah..kalau yang sering di lihat mungkin dalam bentuk percakapan. Kalau pembawanya sendirian sudah tidak asing lagi di telinga yaitu stand up komedi.


Di saat jenuh dan suntuk saya juga sering nonton acara yang lucu -lucu an gitu loh. Baik itu acara dari televisi atau pun berkumpul dengan teman di sekitar lingkungan. Efeknya memang benar benar luar biasa hmm..hmm pikiran saya jadi dingin dan santai. Mungkin Kalau saya yang nge lawak gak lucu kali ya, karena memang saya tidak punya kemampuan dan bakat ke arah situ. Kalau anda ingin tertawa silahkan ke sini Janda 3X Tapi Tetap Perawan "Humor



Bicara masalah bercanda atau humor ini, Perlu kawan dan sobat ketahui bahwa dalam lelucon atau bercanda ada sebuah batasan. Ya, kita harus memahami itu semua agar di antara kita tidak ada yang ter sakiti di kemudian hari. Pepatah mengatakan Lidah Lebih Tajam Dari Pedang.

Memang benar sih

Baca Artikel Tentang : Cara Daftar Google Adsense Lolos Review Terbaru 2019

Anda memang berhak membuat dirimu tertawa. Anda memang berhak untuk berbicara.
Anda berhak untuk membuat lelucon di depan semua teman yang anda punya. Memang saya tidak bisa melarang namun bolehkan kalau saya menyarankan he..he.
Dalam bercanda ria semuanya harap berhati -hati, jangan sampai melewati batasan dan jangan sampai lepas kontrol.Ya..itu semua demi sebuah kata kebaikan di kemudian hari.

Alangkah baiknya sebelum kita atau anda ingin bercanda ria coba pikirkan terlebih dahulu efek dan akibat nya di suatu hari nanti.

#Apakah akan ada yang ter sakiti setelah mendengar sesuatu yang anda sebut sebagai bahan bercanda itu?
#Apakah objek yang anda gunakan sebagai bahan bercanda adalah hal yang wajar dan bukan kritis ?
#Apakah semuanya akan tertawa tanpa ada yang memendam perih di dalam hatinya? Jeda lagi biar tidak tegang otaknya baca

Kawan dan sobat semua, pahamilah bahwa bercanda ada batasannya.
#Janganlah menilai orang yang dijadikan bahan bercanda itu sebagai orang yang memiliki hati sensitif.
#Janganlah pula menilai mereka sebagai sosok yang mudah marah.
Yang perlu di perhatikan dan di garis bawahi disini adalah tidak semua hal bisa anda jadikan sebagai objek bercanda. Tidak semuanya aman untuk dibicarakan. Saring lah terlebih dahulu mana yang perlu di tutup  dan mana yang kiranya bisa di humor kan.

Jika yang anda pikirkan hanyalah kesenangan diri, maka coba pikirkan beberapa hal lagi. #Bagaimana jika  nanti orang yang anda jadikan sebagai bahan bercanda akan kehilangan rasa percaya diri atau bahkan sakit hati ?
#Bagaimana jika ia akan merasa rendah dan membenci diri sendiri bahkan sampai membenci diri anda ? Kita tidak menginginkan itu terjadi bukan?

Kalau di lihat sampai terjadi kejadian di atas, Semua juga tahu dan paham kalau luka di hati itu tidak dapat hilang dalam waktu semalam. Benar bukan ? Sangat butuhkan waktu yang cukup lama untuk benar-benar sembuh dari sebuah luka hati. Apakah dengan mengucapkan maaf dapat mengembalikan rasa percaya diri dan sakit hati  orang tersebut dalam waktu singkat? Kata maaf memang bisa menyelesaikan masalah. Namun untuk mengembalikan rasa percaya diri dan sakit hati kurasa  tidak semudah itu.

Maka dari itu saya sarankan Mulai sekarang cobalah untuk melihat situasi sebelum memulai sebuah lelucon orang di luar sana sekalipun bisa saja merasa sedih ketika mendengar sesuatu yang tak pantas untuk dijadikan bahan bercanda oleh anda.

Silahkan renungkan sejenak ..
Semoga tulisan ini bermanfaat untuk anda semua..

Wassalamu'alaikum wr.wb

#Salam lelucon..he..he. Bagi yang baru datang silahkan lihat daftar blog di SiteMap Sinyal Alam
Di sana anda juga bisa melihat cara membuat sebuah sitemap untuk blog di sertai kode script.

NEXT ARTICLE Next Post
PREVIOUS ARTICLE Previous Post
NEXT ARTICLE Next Post
PREVIOUS ARTICLE Previous Post
 

Delivered by FeedBurner