-->

1001 Kumpulan Puisi Indah Selalu Update


بِسْــــــــــــــــــــــمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم
Berikut ini adalah kumpulan dan koleksi puisi terindah dan terupdate yang di himpun dari berbagai sumber. Cocok untuk di nikmati oleh anda yang sedang kasmaran he..he. Cocok di nikmati di kala hati sedang gundag maupun senang. Bagi kawula muda baik cowok atau cewek silahkan berkumpul di sini, kita nikmati bersama puisi ini biar fikiran kita jadi lebih fesh . Kalau fikiran kita fress, kata orang tua sih bisa awet muda dan akan jauh dari penyakit streess.

Siapa tahu setelah baca 1001 Kumpulan Puisi Indah Selalu Update imajinasi kita akan terbuka sehingga kita dapat mengerjakan sesuatu dengan mudah. Kalau tertarik dengan sajak bisa berkunjung ke Sajak cinta karna Remaja
Sumber dari ceritacinta


1001 Kumpulan Puisi Indah Selalu Update


Berikut adalah kumpulan puisi nya silahkan di nikmati satu persatu sampai puas:

TERAMAT MENCINTAIKU

Suara remuk April sepintas terdengarkan
langit nan jingga membentak tak keruan
memikul beratnya setumpuk bebanan
mata bugar April perlahan melampias hujan
melepas bebas yang tak lagi tertahan

Alun derai langit membahas nota rindu
untuk dia; lelaki yang teramat mencintaiku
larik syair yang kugores menaruhkan sendu
dari dia; lelaki yang teramat merindukanku


Berhelai-helai memoir yang berkakuan
di gelapnya hujung ceruk yang tak dimaknakan
langsung ku sibak mencari kepastian
agar lebih mengerti yang di belakang dan depan;
tentang dia dan sepunggah pengorbanan

Di pertengahan Syaaban yang diredhai
ku iramakan nada nada puisi
untuk mengelus carik carik resah ini
dari segalaku yang membentuk kronologi
untuk setiap cibiran cintaku yang satu ini
apakah aku masih lagi menyuburi janji?

Kerana dahulu aku pernah memekarkan makna;
kerinduan ini takkan pernah lelah mencinta
namun penilaian tingkah ini membicara
seolah aku mencartakannya di nombor dua

Andai dia masih ada, pasti sukmanya
terkurung hiba di sangkar kecewa
serasa nyeri langsung menerobos jiwa
andai dia masih ada, pasti dia akan bertanya;
"Kenapa lembaran itu tak lagi diwarna?"

Juga untuk selalu mencintanya meskipun lelah
telah kulirihkan janji itu pada Allah
tapi seringkali aku dihunjam resah
kerna janji itu selalu terpatuk remah

Andai dia masih ada, pasti akan dicahayakan pilu
untuk segala pengorbanannya di suatu kala itu
untuk kenyataan juangnya yang bukan semu
aku hanya bilang rindu tapi tetap tak sudi ketemu

Lelaki agung, dia yang tak pernah mengalah
dialah Rasulullah...
dia yang satu menjadi kecintaan Allah

Maaf.
Maafkan diriku ini wahai nabi
andainya aku lebih melabur cintaku pada ajnabi

Untuk aliran cintamu yang tak pernah berhenti
akanku tegal memerangi nafsu diri
akanku tetap berjuang untuk menyembuhkan penyakit di hati

Dan untuk kesekian waktu,
ingin lagi kuberbisik padamu;
"Ya Rasulullah, aku cintakan dirimu!!"
Berharap di suatu waktu kita akan bertemu
sungguh, inginku bertamu ke mahligai agungmu

@lembaranpuisi


JANGAN BERHENTI

Di kala aku dijerat ketakutan
apa yang ku mahu lakukan
adalah berhenti berdepan
sembari melarikan diri
dari segala sembilu dan duri
yang harus aku usapi

Hingga di satu saat,
aku hanya ingin berhenti di satu tempat
tanpa harus ku lalui jalan yang lain
agar tak ada lagi takut yang harus aku gagahi
agar tak ada lagi halangan yang harus aku depani

Tapi di satu saat,
waktu seakan menyedarkanku
agar jangan berhenti terkaku
dari segala hal yang membuatku lelah
dari segala hal yang memberiku masalah
lalu berbisik aku pada diri; jangan lemah

Karena aku manusia hebat
dan seorang manusia hebat
tak pernah berhenti
dari segala hal yang menyakiti
seorang manusia hebat
akan melawan segala takut
meskipun gugup datang tak berjemput

Walau berkali tersungkur
tapi itu bukti ia tak mundur
untuk apa pun halangan yang mengguntur
seorang manusia hebat akan tetap bertempur

Dan ya, manusia manusia hebat itu KITA

@lembaranpuisi
Baca Artikel Tentang : Cara Daftar Google Adsense Lolos Review Terbaru 2019

DARI JAUH

Dari acuan rima
sebatas prioriti
serasa bergentayang
sinar vertikal hakiki

Dari layar mata yang berbinar
ada tawa yang menyanyi
seiring lingkaran senyum
yang meranggi

Dan untuk itu,
hatiku sudah cukup mekar
di titik kulminasi

Melihat dia tak lagi punah
melihat dia tak lagi resah

Tapi sayang, tiada aku
dalam nuansa senyumnya

Dari kejauhan,
perlahan aku menjijak langkahnya

Dari kejauhan,
ada rindu yang bertanya;

"Adakah catan yang terbuang
tak bisa diindahkan kembali warnanya?"

@lembaranpuisi

HIDUPI HARI INI

Kerna kejumudan sangka
pada yang belum berlalu
pedati yang ingin dilembur
jadi haru dan terburu

Bulir fikir yang keterlaluan
membugar keterbatasan
antara nanti dan kini

Bulir fikir yang keterlaluan
mengumbar segala tingkahan
yang telah lama bersinergi

Hidupilah...
hidupilah hari ini

Hidupilah...
jangan dizalimi
hanya untuk meraih nanti
yang masih tak kunjung pasti

@lembaranpuisi


DIA BAHAGIAMU

Seputar dari sorotan
kisah lalu,
di hamparan kartu
berlapiskan baldu
ada suara janji
yang menyanyi
di hadapan pelangi;

Bahwa nantinya
tak akan ada
butir air mata
yang merana
kerna nyeri
yang merasuk sendi

Tak akan ada yang melulu
memudarkan hati yang biru
yang akan berhasil
menggelantungkan kalbu
di awanan paling kelabu

Dan setelah ku tahu
apa yang telah kau laku
di balik huruf huruf setia
aku kian dijeruk rasa
di kulminasi paling kecewa

Takkan lagi ku berharap
padamu yang tega
mendua dalam senyap

Takkan lagi ku raikan
setiap kata maaf
yang kau hadiahkan

Kerna nyatanya,
kita hanya saling bersandar
namun tak pernah menatap

Dakapilah dia
jika kau kira
dia erti bahagia

Dan untuk kesekian kali
selimutilah aku
dengan nyeri
yang paling ngeri

Tetap akan ku lena
untuk menutupi lara
di balik hati yang terhiris
bersama senyum
yang paling manis

@lembaranpuisi

Jangan lupa juga untuk meluangkan waktu sejenak dengan menikmati puisi dari sang Legendaris Indonesia. Ini adalah karya beliau yang terakhir sebelum meningaal dunia Karya terakhir Ws Rendra ' Puisi "

KISAH MALAM

Malam ini,
purnama tak lagi sudi
meraikan suara luka
yang aku syairkan
dengan air mata

Malam ini,
bintang bintang tak lagi sudi
berlabuh di pentas langit
yang telah rapuh

Sesaat,
mimpi indahku
dirampas keadaan
gunturan petir
membubar lamunan
serasa ku terdengar
melodi hujan di luar

Namun,
setelah aku menelaah
langit malam
ternyata kolam mataku
yang rancak mencipta lopak

Dengan menyarung
topeng paling bahagia
aku ajari malam
agar tetap tersenyum
kerna saat gelita bertukar pagi
air matanya pasti tak akan lagi
gagah berdiri

@lembaranpuisi




CINTA BERBEDA BENUA

Sedang aku leka menculaskan
rerumput patah dipanah hujan
figuramu mendominasi kartu ingatan
bersama pelangi yang setia menumpahkan
tujuh jalur warna yang tersulamkan
dari perca perca mimpi dalam angan
juga terikat kejap oleh kenangan

Di bawah bayu,
kala aku diserapah buku buku sendu abu
aku mula menyerah pada gumpalan rindu
saat aku merasa bahwa sejuk matamu
telah berhasil mendidihkan kenanganku
dan membuatku ingin menguntum temu

Betapa ingin aku syairkan
semburat rasa dalam angan
rasa yang kian membeban
yang telah lolos dari peran
harus bagaimana aku iramakan
melodi cinta di pentas tulisan

Dinihari merangkak tanpa peduli
dan aku tetap mengepal genggaman pasti
berkelat pada hujung akhir kisah ini
tak ingin kulerai rangkulan mimpi
biar gulana itu terabai dan pergi

Saatnya dibataskan oleh jarak dan waktu
kadang menyandarkan kita pada ratapan buntu
namun dengan kekuatan yang bukan semu
kita pasti bisa gagahi mendung nan pilu
sampai berhembusnya angin yang menderu
menjadikan kerinduan itu berdesir haru

@lembaranpuisi

CINTA PALSU
Butir butir nirmala yang tenggelam
dalam lapis dasar paling suram
meredakan luka senja yang lebam
senja yang telah jatuh terbungkam
kala memunggah beban anganan silam

Aku figura malam yang setia
yang sentiasa menggalas dua rasa
dan saat aku dipaparkan cerita mesra
sungguh tak mampu ku eja dan baca
empat puluh satu abjad dengan saksama

Tak ingin ku menyerah pada mendung awan
tetap aku yakini akan hadirnya peluk bulan
yang tetap mencinta meski di balik kerapuhan
namun, titis gerimis yang luruh perlahan-lahan
menyedarkanku bahwa rindu ini tidak bertuan

Deras air mata seakan menampar pipi
menitip pesan agar angan tidak mendesak realiti
ya sudahlah, mungkin aku harus beranjak pergi
pergi membawa semua keping keping hati
mungkin watakku dalam episod ceritera ini
hanya mengagumi tanpa harus dicintai kembali

Dan walau senyum ini belum utuh
aku pasti mampu mencipta teduh
seiring langkah, takkan lagi aku luluh
pada dirimu yang telah berhasil
membuat segalaku runtuh

@lembaran Puisi

Sekian dulu sajian puisinya, Jangan lupa singgah lagi karena setiap saat akan di tambah dan di update  terus. Semoga anda semua beruntung saat datang lagi koleksi puisinya sudah menggunung di posting ini  he..he.Sebuah Prinsip hidup tenang Jalani hari dengan keriangan hati, Jadikan yang susah jadi mudah dan jadikan yang mudah lebih mudah. Mohon maaf apabila ada kesalahan dalam menulis dan sebagainya karena saya memang orang biasa yang tak luput dari salah.

Seperti yang sudah tertulis di atas Klo puisinya akan selalu di update, maka di bawah ini adakah update tan nya.

Update Puisi :

Gerimis...
Padamu tidaklah sinis
Langit bukan menangis
Hanya ingin kau tersenyum manis

Gerimis menetes...
Jutaan air jatuh juga menetes
Dengan lembut tak mengiris
Wajahku basah dari pelipis

Tarian jam mengambang larut malam
Lampu lampau berkilau indah menghiasi Mataram
Dengan gerimis turun tak buram
Menghiburku yang begitu suram

ShylxAz

Separuh

Kutinggalkan kopi yang telah sempurna terseduh
Untuk mengejar hati yang tak ingin disentuh
Tersara bara hingga tubuh berkilatan peluh
Segala anca kutepis tanpa keluh

Tak peduli akan perih tersuruk dan jatuh
Taklagi hirau daksa yang ringkih akan luruh
Terus menuju dia yang masih saja acuh takacuh
Bahkan dengan segala mala tak membuatnya luluh

Bagaimana aku kan berhenti sedangkan diriku bersamanya separuh
Ke mana 'ku harus berputar rotasi sedangkan hatiku takpunya dermaga lain untuk berlabuh
Hanya padanya aku merasa utuh
Di pundaknya kuingin melepas sauh.


Leinm

KEBAHAGIAAN HAKIKI

Di kala itu
Sang mentari bersinar terang
Menyemangati senyumanku
Bagai penabuh genderang

Siang bagai angin
Melesat cepat mengejar senja
Sorak sorai kian bersahutan
Senyum senang menggelitik di dada

Riasan pun teratur rapi
Keanggunan kian menyinari
Bak permaisuri
Menambah gugup di hati

Sah ... sah ... sah ...
Bait sakrah telah kau ucap
Senyumku kian merekah
Harapku, ikatan ini kian berkah

Nur Aini

RINAI HUJAN

Bulir berlian langit berjatuhan
Memanggil pecintanya untuk bertahan
Petrikor terasa makin lama
Menyisakan aroma yang masih tetap sama

Rebas ia turun kian deras
Mengisyaratkan kau perlu menangkap segenggam panas
Meski rinai-rinai itu tak lama
Namun, tetap saja kau menjadi penikmatnya

Kau tak takut hujan melukaimu
Yang kau tau hadirnya justru sangat membantu
Kau biarkan gundahmu terbawa aliranya
Kau tukar tiap rintiknya dengan senyum dan tawa

Hujan anugerah dari Sang Kuasa
Sebutlah nama-Nya saat hujan menyapa
Syukuri semua keindahan yang kau lihat
Maka nampak pelangi sebagai hadiah yang kau dapat

Muara Teweh, 30 April 2019
Adina Mardhatillah

KITA YANG RAPUH

Yang terlanjur hanyut oleh waktu
Kenangan dan rindu
Bersemilir bersama angin yang mematahkan ranting
Aku masih menua menunggumu bersama hening
Kita terlahir dari luka yang berbeda
Dari isyarat tawa yang bergelimpangan air mata
Suka duka, sebagai sebuah fana
Yang rapuh, yang semakin basah oleh hujan dan masa lalu
Dengan percikan percikan pilu yang kian menggebu
Dari sebuah penantian yang tetap berakhir tanpa temu
Malam ini begitu dingin
Denganmu
Membahas tentang kita
Kita yang rapuh
Dan membisu.

Bajawa, 05 Mei 19.
Ricardo Constantio Elim

CIBIR MAJAS

Bertanam satu, melayu sejuta 
Bertanak sebiji, meratap segerombolan 
Retak setitik, rusuh sekampung 
Tampar jika diksi tak berarti

Tak guna berpuitis syahdu
Satu diksi banyak majas
Tak berguna bijak bestari 
Satu otak banyak cakap

Bertikai langkah awal 
Nyatalah bodoh keangkuhan 
Menyeru untuk mufakat
Namun sabar terimpit amarah

Bukan bualan, bukan nasehat
Tak butuh ungkapan
Langkah menghormati berhias indah
Melenggok kesatuan khatulistiwa 

Bumi-Nya, 06 Mei 2019
Nisa Hilry

SANG ORATOR

Sang orator itu kini mendekam dalam penjara
Kini ia merasakan dinginnya dinding penjara
Kemerdekaannya direnggut dengan paksa
Hanya menunggu saat pembebasan tiba

Dalam penjara semangatnya tak redup
Memperjuangkan hak azasi manusia hidup
Suaranya menggema dalam dinding penjara
Merayap perlahan dilengah petugas penjara

Sang orator pejuang tangguh
Bekerja dengan sungguh-sungguh
Tak kenal lelah ataupun mengeluh
Walaupun dipenjara jiwanya tetap melenguh

Sang orator manusia suci
Bekerja dengan ketulusan hati
Tanpa mengharap imbalan materi
Demi cita-cita tegaknya hak azasi

Salohot Nasution

SATU KISAH DUA KENANGAN

Meski kita menjalaninya berdua
kenangan kita tak mesti sama.
Contohnya luka ini
yang membuat kita selalu berdebat
siapa yang terluka
dan siapa yang melukai.

Pada akhirnya setelah semua tinggal kenangan
kita baru sadar bahwa cinta
di satu sisi memang membuat kita kuat
namun di sisi lain ia membuat kita ringkih
ringkih seringkih-ringkihnya.

Faktanya,
kita terluka tanpa dilukai
kemudian kuat-kuatan siapa sanggup
meninggalkan atau ditinggal pergi.

Dan rindu
entah kenangan macam apa yang membuat kau merindukanku.
Faktanya,
aku tak butuh satupun kenangan untuk merindukanmu.

Sebab aku
bukan maniak masa lalu.

Norman Adi Satria

Cinta Sendiri

Mencintaimu adalah suatu hal yang tak perlu kau tanyakan mengapa.
Memilikimu adalah suatu hal yang tidak harus aku paksakan.

Aku pun tak tahu,
Pantaskah aku untuk dirimu?
Tapi yang jelas, kamu pantas mendapatkan seseorang yang lebih baik dariku.

Kamu yang terlalu sempurna jika untukku,
Kehilanganmu adalah ketidaksanggupan yang harus aku relakan.
Patah hatiku mungkin akan datang tak kenal waktu.

Bangunkan aku,
Jika tiba waktuku untuk pergi,
Pergi untuk kembali menapaki hidupku,
Yang dulu tak pernah mengenalmu.

In Harmonia Progressio, Oktober 2018
Avrxx

JENUH

Terbetik maklumat janji temu
Di penjuru tertera namamu
Tampak ganal-ganal semu
Kendati telah lama jemu

         Era itu kisah bersuatu
         Terkumpul menjadi tak tentu
         Dalam hal menebak waktu
         Kau datang melempar batu

Dalam era yang telah lalu
Telah dirasa diiris sembilu
Kau berlabuh menyumbang pilu
Melilit kelam layak benalu

Na
ankorpina

-B U K A N  K A U-

Ternyata bukan kau.
Bukan aku.
Kau tak pernah pulang.
Sebab memang nyatanya, aku memang tidak pernah menjadi rumahmu yang tersayang.

Aku terlalu memaksa.
Memaksakan frasa rasa yang hanya membumbungkan renjana.
Aku terlalu memaksa.
Memaksakan hati yang memang tak ingin direngkuh aksara.

Pergilah, Sayang.
Kuikhlaskan kau bahagia dalam hangat peluknya.
Omong kosong!
Semua kata itu hanya omong kosong.
Melompong seperti sapi ompong.

Realita berkata kasar.
Hutan beton menertawakan ikrar yang berkoar.
Janji itu tak pernah dipenuhi barang sebentar.
Salahku memang dari awal hari.
Belum siap membuka pintu hati,
Tapi malah mempersilakan dengan lebih lebar lagi.
Hingga saat benih itu muncul membawa sejuta sengkarut.

Akarnya menggeliat membawa kabut.
Daunnya meranggas dengan sangat ganas.
Bertambah dua kali lebat saat kau menginjak dan merusaknya.
Percuma!
Yang kau lakukan bukan hanya membuatku terluka, tapi juga menambah kuat rasa di dalam dada.

Mungkin memang benar lebih baik kau pergi.
Kususuri ujung jalan bernama alasan hakiki.
Melihat dari kaca mata cakrawala yang berbeda asanya.
Oh ternyata itu lebih baik ketimbang menambah panjang daftar rambatan nestapa.

Kau tidak benar-benar jahat rupanya.
Aku saja yang memang terlalu hobi menenggak luka.

L

Tag isi blog ini di  SiteMap Sinyal Alam


NEXT ARTICLE Next Post
PREVIOUS ARTICLE Previous Post
NEXT ARTICLE Next Post
PREVIOUS ARTICLE Previous Post
 

Delivered by FeedBurner