-->

Kisah Ahmad Bin Miskin " Nafsu Yang Tersembunyi "

Assalamu'alaikum wr.wb
بِسْــــــــــــــــــــــمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم

Kisah ini sangat menarik sekali untuk di baca sampai akhir. Mungkin saja sudah banyak bertebaran di beberapa blog lain. Namun saya sengaja ikut juga bikin artikel ini, karena bagi saya ini adalah suatu pelajaran. Sebuah kisah yang bisa di ambil dan di petik hikmahnya untuk pembelajaran diri. Khusus nya bagi saya, Ini memudahkan saya untuk membaca dan membacanya lagi.

Kisah Admad Bin Miskin " Nafsu Yang Tersembunyi "



Kalau di blog lain mungkin judulnya bermacam- macam seperti:


#Mimpi Ahmad bin Miskin, Ditolong Dua Lembar Roti dan Air Mata
#Nafsu Tersembunyi
#Kisah Ahmad bin Miskin dan Nafsu yang Tersembunyi
#Kisah Dua Keping Biskuit
#Kisah Bahaya Nafsu Tersembunyi Menghanguskan Amal
#Timbangan akhirat
#Menjaga Kebersihan Amal 
Semua judul di atas adalah sebuah kisah yang sama.

Dan saya sendiri memilih judul Kisah Admad Bin Miskin " Nafsu Yang Tersembunyi "


Kisah ini saya dapat dari sebuah website ternama " Sumber ada di bawah " Lalu saya tuangkan kembali disini dengan sedikit di modifikasi. Bagi yang belum pernah membaca tentang Kisah Admad Bin Miskin " Nafsu Yang Tersembunyi " bisa langsung menikmati di http://sinyalalam.blogspot.com ini

Baiklah para pemirsa, di bawah ini adalah kisah Admad Bin Miskin

Beberapa dari  pakar sejarah Islam meriwayatkan sebuah kisah yang sangatlah menarik.
Yaitu sebuah Kisah tentang Ahmad bin Miskin, Dia adalah seorang ulama abad ke-3 Hijriah dari kota Basrah, Irak.

Ahmad bin Miskin bercerita tentang lembaran - lembaran hidupnya : Aku pernah diuji dengan kemiskinan pada tahun 219 Hijriyah. Saat itu, aku sama sekali tidak memiliki apapun, sementara aku harus menafkahi seorang istri dan seorang anak. Lilitan hebat rasa lapar terbiasa mengiringi hari-hari kami

Maka aku berazam untuk menjual rumah dan pindah ke tempat lain. Akupun berjalan jalan mencari orang yang bersedia membeli rumahku.
Bertemulah aku dengan sahabatku Abu Nashr dan kuceritakan kondisi ku.

Lantas, dia malah memberi ku 2 lembar roti isi manisan dan berkata: "berikan makanan ini kepada keluargamu."
Di tengah perjalanan pulang, aku berpapasan dengan seorang wanita fakir bersama anaknya. Tatapan nya jatuh di kedua lembar roti ku. Dengan memelas dia memohon:

"Tuanku, anak yatim ini belum makan, tak kuasa terlalu lama menahan siksa lapar. Tolong beri dia sesuatu yang bisa dia makan. Semoga Allah merahmati Tuan."

Sementara itu, si anak menatap ku polos dengan tatapan yang takkan kulupakan sepanjang hayat. Tatapan matanya menghanyutkan akal ku dalam khayalan ukhrowi, seolah-olah surga turun ke bumi, menawarkan dirinya kepada siapapun yang ingin meminang nya, dengan mahar mengenyangkan anak yatim miskin dan ibunya ini.Tanpa ragu sedetik pun, kuserahkan semua yang ada ditangan ku. "Ambillah, beri dia makan", kataku pada si ibu.Demi Allah, padahal waktu itu tak sepeser pun dinar atau dirham kumiliki. Sementara di rumah, keluargaku sangat membutuhkan makanan itu. Spontan, si ibu tak kuasa membendung air mata dan si kecil pun tersenyum indah bak purnama.

Kutinggalkan mereka berdua dan ku lanjut kan langkah gontaiku, sementara beban hidup terus bergelayutan di pikiran ku.Sejenak, ku sandar kan tubuh ini di sebuah dinding, sambil terus memikirkan rencanaku menjual rumah.Dalam posisi seperti itu, tiba tiba Abu Nashr terbang kegirangan  mendatangi ku.

"Hei, Abu Muhammad! Kenapa kau duduk duduk di sini sementara limpahan harta sedang memenuhi rumahmu?", tanyanya.

"Subhanallah....!", jawabku kaget. "Dari mana datangnya?"

"Tadi ada pria datang dari Khurasan. Dia bertanya tanya tentang ayahmu atau siapapun yang punya hubungan kerabat dengannya. Dia membawa berduyun-duyun angkutan barang penuh berisi harta", ujarnya.
"Terus?", tanyaku keheranan.
"Dia itu dahulu saudagar kaya di Bashroh ini. Kawan ayahmu. Dulu ayahmu pernah menitipkan kepadanya harta yang telah ia kumpulkan selama 30 tahun. Lantas dia rugi besar dan bangkrut. Semua hartanya musnah, termasuk harta ayahmu.

Lalu dia lari meninggalkan kota ini menuju Khurasan. Di sana, kondisi ekonomi nya berangsur-angsur membaik. Bisnisnya berkembang sukses. Kesulitan hidupnya perlahan lahan pergi, berganti dengan limpahan kekayaan.

Lantas dia kembali ke kota ini, ingin meminta maaf dan memohon keikhlasan ayahmu atau keluarganya atas kesalahannya yang lalu.Maka sekarang, dia datang membawa seluruh harta hasil keuntungan niaganya yang telah dia kumpulkan selama 30 tahun berbisnis. Dia ingin berikan semuanya kepadamu, berharap ayahmu dan keluarganya berkenan memaafkan nya."
Baca juga artikel tentang Panglima Perang Yang Di Pecat Karena Tak Pernah Berbuat Kesalahan

Ahmad bin Miskin Mengisahkan awal episode baru hidupnya


"Kalimat puji dan syukur kepada-Nya berdesakan meluncur dari lisan ku. Sebagai bentuk syukur ku, segera kucari wanita faqir dan anaknya tadi. Aku menyantuni dan menanggung biaya hidup mereka seumur hidup.Aku pun terjun di dunia bisnis seraya menyibukkan diri dengan kegiatan sosial, sedekah, santunan dan berbagai bentuk amal salih. Adapun harta ku, dia terus bertambah ruah tanpa berkurang.

Tanpa sadar, aku merasa takjub dengan amal salihku. Aku merasa, telah mengukir lembaran catatan malaikat dengan hiasan amal kebaikan. Ada semacam harapan pasti dalam diri, bahwa namaku mungkin telah tertulis di sisi Allah dalam daftar orang orang shalih.

Suatu malam, aku tidur dan bermimpi.
Aku lihat, diriku tengah berhadapan dengan hari kiamat.
Aku juga lihat, manusia bagaikan ombak, bertumpuk  berbenturan satu sama lain.Aku juga lihat, badan mereka membesar. Dosa dosa pada hari itu berwujud dan berupa, dan setiap orang memanggul dosa dosa itu masing-masing di punggungnya.

Bahkan aku melihat, ada seorang pendosa yang memanggul di punggungnya beban besar seukuran KOTA (kota tempat tinggal, pent), isinya hanyalah dosa-dosa dan hal hal yang menghinakan. Kemudian, timbangan amal pun ditegakkan, dan tiba giliranku untuk perhitungan amal.

Seluruh amal buruk ku ditaruh di salah satu daun timbangan, sedangkan amal baik ku di daun timbangan yang lain. Ternyata, amal buruk ku jauh lebih berat daripada amal baik ku. Tapi ternyata, perhitungan belum selesai. Mereka mulai menaruh satu persatu berbagai jenis amal baik yang pernah kulakukan.

Namun alangkah ruginya, ternyata dibalik semua amal itu terdapat NAFSU TERSEMBUNYI. Nafsu tersembunyi itu adalah riya, ingin dipuji, merasa bangga dengan amal shalih. Semua itu membuat amal ku tak berharga. Lebih buruk lagi, ternyata tidak ada satupun amal ku yang lepas dari nafsu nafsu itu.

Aku putus asa.
Aku yakin aku akan binasa.
Aku tidak punya alasan lagi untuk selamat dari siksa neraka.

Tiba-tiba, aku mendengar suara, "masihkah orang ini punya amal baik?"
"Masih", jawab seseorang. "Masih tersisa ini."

Aku pun penasaran, amal baik apa gerangan yang masih tersisa?
Aku berusaha melihatnya. Ternyata, itu HANYALAH  dua lembar roti isi manisan yang pernah ku sedekah kan kepada wanita fakir dan anaknya.Habis sudah harapan ku.
Sekarang aku benar benar yakin akan binasa se jadi jadinya.

https://sinyalalam.blogspot.com/2019/06/kisah-admad-bin-miskin-nafsu-yang.html

Baca Artikel TentangCara Daftar Google Adsense Lolos Review Terbaru 2019

Bagaimana mungkin dua lembar roti  ini menyelamatkan ku, sedangkan dulu aku pernah bersedekah 100 dinar sekali sedekah (100 dinar = +/- 425 gram emas), dan itu tidak berguna sedikit pun. Aku merasa benar benar tertipu habis habisan.

Segera 2 lembar roti itu ditaruh di timbanganku. Tak kusangka, ternyata timbangan kebaikan ku bergerak turun sedikit demi sedikit, dan terus bergerak turun sampai sampai lebih berat sedikit dibandingkan timbangan kejelekan.Tak sampai disitu, ternyata masih ada lagi amal baik ku. Yaitu berupa air mata wanita faqir itu yang mengalir saat aku berikan sedekah. Air mata tak terbendung yang mengalir kala terenyuh akan kebaikan ku. Aku, yang kala itu lebih mementingkan dia dan anaknya dibanding keluargaku.

Sungguh tak terbayang, saat air mata itu ditaruh, ternyata timbangan baik ku semakin turun dan terus turun. Hingga akhirnya aku mendengar seseorang berkata, "Orang ini telah selamat." Adakah terselip dalam hati kita nafsu ingin dilihat hebat oleh orang lain pada ibadah-ibadah kita?

Buang sekarang keinginan itu.. biarkan hanya untuk Allah saja. Karena segala sesuatu yang selain karena-Nya hanya tipuan kosong belaka.
Astaghfirullaahal 'Aadziim...

Wassalamu'aikum wr.wb
Semoga dapat memberikan manfaat kebaikan buat sesama. Belajar untuk menjadi Lebih Baik Lagi
Sumber https://www.dutaislam.com Dengan sedikit di modifikasi

Tag : SiteMap Sinyal Alam
NEXT ARTICLE Next Post
PREVIOUS ARTICLE Previous Post
NEXT ARTICLE Next Post
PREVIOUS ARTICLE Previous Post
 

Delivered by FeedBurner