Contoh Puisi Penggugah Hati
Pada Setiap Detik
● Pada Setiap Detik ●
Setelah satu, silih berganti.
Selang hari, tak sudah lagi.
Setiap masa ada saja tangis.
Menatap mereka yang berlalu pergi.
Aku.
Masih tercari-cari.
Apakah kesudahan diri?
Dunia seakan imaginasi.
Detik-detik waktu terus berlalu pergi.
Dari malam hingga ke siang hari.
Setiap saat, mereka melangkah pergi.
Jauh meninggalkan duniawi.
Akan tiba satu hari.
Entah aku tidak pasti.
Aku juga pasti akan pergi.
Tinggallah dunia yang penuh imajinasi.
Pada fikiran ini.
Dangkal untuk mengerti.
Bahawasa dunia penuh dengan teka-teki.
Tak selamanya aku di sini.
Dan itulah erti dunia ini.
- wujud ia sekadar menguji diri.
AdikDiaryOfficial
Setelah satu, silih berganti.
Selang hari, tak sudah lagi.
Setiap masa ada saja tangis.
Menatap mereka yang berlalu pergi.
Aku.
Masih tercari-cari.
Apakah kesudahan diri?
Dunia seakan imaginasi.
Detik-detik waktu terus berlalu pergi.
Dari malam hingga ke siang hari.
Setiap saat, mereka melangkah pergi.
Jauh meninggalkan duniawi.
Akan tiba satu hari.
Entah aku tidak pasti.
Aku juga pasti akan pergi.
Tinggallah dunia yang penuh imajinasi.
Pada fikiran ini.
Dangkal untuk mengerti.
Bahawasa dunia penuh dengan teka-teki.
Tak selamanya aku di sini.
Dan itulah erti dunia ini.
- wujud ia sekadar menguji diri.
AdikDiaryOfficial
My Hero's Day
● My Hero's Day ●
He - the one who knows you very well.
Who teaches you about everything -
especially on how to be a good person.
To help you to stand by your own feet.
Learn a new thing day by day at home / outside home.
Learn basic thing together.
Know what is that colour?
Know how to identify between grandma and grandpa.
Draw an ugly car.
To help you memorize 1 until 10.
A until Z.
To protect you from any shit and dangerous things.
Even just a small mosquitoe - flies around you.
Then he quickly slaps it!
He - the one who brings you at his back.
Stroll along the way of the beach.
Watching the sun set.
Laughing together.
Pointing at the warm blue ocean.
Asking you - what is that colour my honey ?
The one who loves to play with you.
Gaming you by his fool magic.
Making joy together.
Yes. He knows how to make you laugh.
Oh yeah.
He is your hero.
Your best listener.
Your most lover.
Understanding.
The only man - today.
Who love you more than he love himself.
Yes. He's your dad.
Thanks ayah.
Happy birthday to you.
Officially 46 alright. 🥺
Thanks for everything ayah.
No words can express how big my love
and
how grateful i am to have you today.
Thanks for being a great hero to me.
I love you indeed.
May Allah bless you, handsome man.
You're such a strong man in the world!
AdikDiaryOfficial
He - the one who knows you very well.
Who teaches you about everything -
especially on how to be a good person.
To help you to stand by your own feet.
Learn a new thing day by day at home / outside home.
Learn basic thing together.
Know what is that colour?
Know how to identify between grandma and grandpa.
Draw an ugly car.
To help you memorize 1 until 10.
A until Z.
To protect you from any shit and dangerous things.
Even just a small mosquitoe - flies around you.
Then he quickly slaps it!
He - the one who brings you at his back.
Stroll along the way of the beach.
Watching the sun set.
Laughing together.
Pointing at the warm blue ocean.
Asking you - what is that colour my honey ?
The one who loves to play with you.
Gaming you by his fool magic.
Making joy together.
Yes. He knows how to make you laugh.
Oh yeah.
He is your hero.
Your best listener.
Your most lover.
Understanding.
The only man - today.
Who love you more than he love himself.
Yes. He's your dad.
Thanks ayah.
Happy birthday to you.
Officially 46 alright. 🥺
Thanks for everything ayah.
No words can express how big my love
and
how grateful i am to have you today.
Thanks for being a great hero to me.
I love you indeed.
May Allah bless you, handsome man.
You're such a strong man in the world!
AdikDiaryOfficial
Sakit Bersembunyi
● Sakit Bersembunyi ●
Aku diam bukan bermakna aku bisu.
Aku cuma perlukan ruang dan waktu.
Kadang kau mudah melabel aku ini dan itu.
Sedang ketika itu yang aku perlu -
cuma ruang dan waktu.
Kau seakan bodoh kerana tidak faham apa itu ruang dan waktu.
Membelasah emosiku menggunakan senjata psikologi.
Ah, kejamkah?
Seakan diri bagai dianiaya di dalam satu bilik yang kosong dan gelap.
Pada saat tiada siapa pun tahu.
Ya.
Begitulah sengsara jiwa tika dianiaya.
Oleh mereka yang tak punya firasat empati.
Tidak pernah mengalami bahkan memahami erti kesakitan ini.
Yang mereka tahu hanya memaki.
Tertawa dan terus menafi.
Kesakitan 'dalam' yang tersembunyi.
Ya.
Mereka hanya memaki.
Dan terus memaki.
AdikDiaryOfficial
Aku diam bukan bermakna aku bisu.
Aku cuma perlukan ruang dan waktu.
Kadang kau mudah melabel aku ini dan itu.
Sedang ketika itu yang aku perlu -
cuma ruang dan waktu.
Kau seakan bodoh kerana tidak faham apa itu ruang dan waktu.
Membelasah emosiku menggunakan senjata psikologi.
Ah, kejamkah?
Seakan diri bagai dianiaya di dalam satu bilik yang kosong dan gelap.
Pada saat tiada siapa pun tahu.
Ya.
Begitulah sengsara jiwa tika dianiaya.
Oleh mereka yang tak punya firasat empati.
Tidak pernah mengalami bahkan memahami erti kesakitan ini.
Yang mereka tahu hanya memaki.
Tertawa dan terus menafi.
Kesakitan 'dalam' yang tersembunyi.
Ya.
Mereka hanya memaki.
Dan terus memaki.
AdikDiaryOfficial
● Penyebar Risalah ●
Tajam asahan pedang dakwah.
Diikat kemas pada tali ugama.
Sunnah dan Quran menjadi panduan.
Memimpin ummat menyebar rahmat.
Pada setiap halangan dan rintangan.
Jatuh bangun tak selamanya rebah.
Pada setiap cubaan dan dugaan.
Biarpun lelah menumpah keringat.
Membasahi landasan perjuangan.
Kitalah daie.
Khairu ummah pilihan Tuhan.
Tanggungjawab besar menyebar risalah.
Yang hak dan yang batil.
Mendidik diri mengajak yang lain.
Agar pulang kembali ke pangkal jalan.
Moga Allah permudahkan.
AdikDiaryOfficial
Tajam asahan pedang dakwah.
Diikat kemas pada tali ugama.
Sunnah dan Quran menjadi panduan.
Memimpin ummat menyebar rahmat.
Pada setiap halangan dan rintangan.
Jatuh bangun tak selamanya rebah.
Pada setiap cubaan dan dugaan.
Biarpun lelah menumpah keringat.
Membasahi landasan perjuangan.
Kitalah daie.
Khairu ummah pilihan Tuhan.
Tanggungjawab besar menyebar risalah.
Yang hak dan yang batil.
Mendidik diri mengajak yang lain.
Agar pulang kembali ke pangkal jalan.
Moga Allah permudahkan.
AdikDiaryOfficial
Surat Cinta Untuk Dia
● Surat Cinta Untuk Dia ●
Kini kau sudah tahu asam garam hidupku
Kau sudah tahu baik burukku
Kau sudah faham siapa sebenarnya aku
Kau kini benar-benar mengenali aku.
Tiba masa ingin aku menanya
Adakah kau terima aku seadanya?
Pada saat kudis menerpa tubuh
Pada saat cela mencacat tubuh
Adakah kau masih bisa berdiri di sebelah diri ini?
Adakah masih ada biar sebutir kasih di jiwa?
Biar sedalam lautan dan seteguh permata laksana?
Andai kekurangan ini jauh sekali mempengaruhimu.
Moga engkau bisa menerima aku
Seadanya dalam hidupmu
Kasih.
AdikDiaryOfficial
Kini kau sudah tahu asam garam hidupku
Kau sudah tahu baik burukku
Kau sudah faham siapa sebenarnya aku
Kau kini benar-benar mengenali aku.
Tiba masa ingin aku menanya
Adakah kau terima aku seadanya?
Pada saat kudis menerpa tubuh
Pada saat cela mencacat tubuh
Adakah kau masih bisa berdiri di sebelah diri ini?
Adakah masih ada biar sebutir kasih di jiwa?
Biar sedalam lautan dan seteguh permata laksana?
Andai kekurangan ini jauh sekali mempengaruhimu.
Moga engkau bisa menerima aku
Seadanya dalam hidupmu
Kasih.
AdikDiaryOfficial
Pergi Darimu
● Perginya Dirimu ●
Sebak hiba menahan pilu,
Tatkala saat-saat akhir engkau bersamaku,
Pemergianmu ramai yang menyaksi,
Pada anak bulan menjadi saksi.
Dunia turut menangisi,
Titisan rahmat membasahi bumi,
Ya Ramadhan engkau bakal menyusuri,
Pergi meninggalkan kami.
Setelah sepurnama engkau menemani
Perjuangan kami.
Namun malang sekali
Ramai tahu seakan tidak menyedari
Hakikat engkau akan pergi
Tak lama lagi
Ramai sibuk menghabiskan saat akhir,
Untuk memeriahkan hari lebaran
Hingga mereka alpa akan mu.
Seakan kami ingin mengusirmu jauh,
Sedang engkau datang umpama pelawat,
Yang datang setahun sekali
Kedatanganmu membawa rahmat
Di mana amal diganda lipat
Namun kami masih begini
Masih alpa, buat-buat tak ingat.
Ya Allah Ya Tuhan kami
Ampunilah kami
Hamba yang dipenuhi
Dengan dosa yang keji.
Moga kita bertemu lagi,
Pada tahun akan datang nanti.
Ya Ramadhan.
AdikDiaryOfficial
Sebak hiba menahan pilu,
Tatkala saat-saat akhir engkau bersamaku,
Pemergianmu ramai yang menyaksi,
Pada anak bulan menjadi saksi.
Dunia turut menangisi,
Titisan rahmat membasahi bumi,
Ya Ramadhan engkau bakal menyusuri,
Pergi meninggalkan kami.
Setelah sepurnama engkau menemani
Perjuangan kami.
Namun malang sekali
Ramai tahu seakan tidak menyedari
Hakikat engkau akan pergi
Tak lama lagi
Ramai sibuk menghabiskan saat akhir,
Untuk memeriahkan hari lebaran
Hingga mereka alpa akan mu.
Seakan kami ingin mengusirmu jauh,
Sedang engkau datang umpama pelawat,
Yang datang setahun sekali
Kedatanganmu membawa rahmat
Di mana amal diganda lipat
Namun kami masih begini
Masih alpa, buat-buat tak ingat.
Ya Allah Ya Tuhan kami
Ampunilah kami
Hamba yang dipenuhi
Dengan dosa yang keji.
Moga kita bertemu lagi,
Pada tahun akan datang nanti.
Ya Ramadhan.
AdikDiaryOfficial
Kalam Hitam
● Kalam Hitam ●
Pena ini terus mencatat
Pada tiap-tiap nukilan
Yang tersimpan segala kenangan
Hitam yang takkan dilupakan.
Meskipun sarat dengan limpahan payah
Namun tidak salah kiranya aku mengabadikan
Segala ceritera hitam ini
Di atas helaian diariku.
Agar kelak andai suatu hari
Aku punya keluarga
Akan ku cerita pengajaran buat dijadikan sempadan.
Agar kelak satu hari keturunanku
Tidak pula mengulangi kesilapanku
Yang lalu.
Yang penuh dengan kotoran debu
Yang menghanyutkan aku
Jauh dari landasan Tuhanku
AdikDiaryOfficial
Pena ini terus mencatat
Pada tiap-tiap nukilan
Yang tersimpan segala kenangan
Hitam yang takkan dilupakan.
Meskipun sarat dengan limpahan payah
Namun tidak salah kiranya aku mengabadikan
Segala ceritera hitam ini
Di atas helaian diariku.
Agar kelak andai suatu hari
Aku punya keluarga
Akan ku cerita pengajaran buat dijadikan sempadan.
Agar kelak satu hari keturunanku
Tidak pula mengulangi kesilapanku
Yang lalu.
Yang penuh dengan kotoran debu
Yang menghanyutkan aku
Jauh dari landasan Tuhanku
AdikDiaryOfficial
Kisah Hitam
● Kisah Hitam ●
Laungan sepi bergema kosong.
Jeritan mati memukul gegendang.
Suara hati tak henti melaung.
Monolog jiwa tak henti menyalak.
Bisikan manis tinggallah manis.
Acuan palsu mentakfrif hipokrit.
Sedang asyik menghias bunga.
Tak sedar diri lama diperhati.
Sasaran utama mangsa penakut.
Rela dibelai cinta yang hanyut.
Terlena dalam buaian gayut.
Sumpah janji ikrar setia.
Mengadu kasih, tempat bermanja.
Sumpah, memori paling bodoh.
Dirasakan manis namun cukup hina.
Terpenjara hati kini.
Tiada lagi rasa untuk mengisi.
Pintu kekosongan yang dahulunya.
Telah dimamah rakus si durjana hati.
Bodohnya dia, namun bodoh lagi diri ini.
Tiada lagi penyesalan.
Kerana semuanya sudah terlambat.
Tiada apa yang terselamat.
Syukurlah Allah peringat.
Syukurlah.
AdikDiaryOfficial
Laungan sepi bergema kosong.
Jeritan mati memukul gegendang.
Suara hati tak henti melaung.
Monolog jiwa tak henti menyalak.
Bisikan manis tinggallah manis.
Acuan palsu mentakfrif hipokrit.
Sedang asyik menghias bunga.
Tak sedar diri lama diperhati.
Sasaran utama mangsa penakut.
Rela dibelai cinta yang hanyut.
Terlena dalam buaian gayut.
Sumpah janji ikrar setia.
Mengadu kasih, tempat bermanja.
Sumpah, memori paling bodoh.
Dirasakan manis namun cukup hina.
Terpenjara hati kini.
Tiada lagi rasa untuk mengisi.
Pintu kekosongan yang dahulunya.
Telah dimamah rakus si durjana hati.
Bodohnya dia, namun bodoh lagi diri ini.
Tiada lagi penyesalan.
Kerana semuanya sudah terlambat.
Tiada apa yang terselamat.
Syukurlah Allah peringat.
Syukurlah.
AdikDiaryOfficial
Aku Adalah Aku
● Aku Adalah Aku ●
Entah aku pun tidak tahu.
Bagaimanakah ingin mencungkil watak empunya.
Begitu banyak tanda soal bermain di kepala.
Terlalu leka hingga merumitkan jiwa.
Bertafakur sekejap kembali teringat.
Aku dahulu bukan yang sekarang.
Itu pada fikiran mereka.
Sedang diri masih lagi tertanya-tanya.
Siapa aku sebenarnya?
Watak diri acap kali bertukar ganti.
Entah - atas faktor keperempuanan barangkali.
Aku juga tidak pasti.
Namun andai dinilai secara kendiri.
Dapat juga aku menyimpulkan -
Bahawa aku tetap seorang aku.
Aku takkan sama dengan yang lain.
Kerana apa?
Ya, aku adalah aku
AdikDiaryOfficial
Entah aku pun tidak tahu.
Bagaimanakah ingin mencungkil watak empunya.
Begitu banyak tanda soal bermain di kepala.
Terlalu leka hingga merumitkan jiwa.
Bertafakur sekejap kembali teringat.
Aku dahulu bukan yang sekarang.
Itu pada fikiran mereka.
Sedang diri masih lagi tertanya-tanya.
Siapa aku sebenarnya?
Watak diri acap kali bertukar ganti.
Entah - atas faktor keperempuanan barangkali.
Aku juga tidak pasti.
Namun andai dinilai secara kendiri.
Dapat juga aku menyimpulkan -
Bahawa aku tetap seorang aku.
Aku takkan sama dengan yang lain.
Kerana apa?
Ya, aku adalah aku
AdikDiaryOfficial
Contoh Puisi Penggugah Hati
Dia Si Ceria
● Dia, Si Ceria ●
Jatuh tersungkur menimpa batu.
Tajam menusuk kulit membuat aku meraung.
Tatkala orang lalu-lalang sekadar memerhati.
Tiada - biarpun seorang mahu memberi tangan.
Begitulah perasaan halus pada sudut terdalam batinku.
Apa yang manusia sekelilng tahu hanya zahirku.
Aku menangis meraung, tiada yang tahu.
Sekadar melihat aku seperti tiada sedikit pun masalah.
Ketawa, senyum tak lekang bahkan terlihat ceria sentiasa.
Sedang di hati pada saat itu.
Menahan, menahan dan terus menahan.
Kesakitan demi kesakitan yang tak pernah berhenti bertandang.
Mencabar tahap kesabaran.
Namun aku cuba juga.
Biar tiada siapa yang tahu kesakitan ini.
Biarlah sekadar Yang Esa mengerti.
Andai suatu saat empangan air mata tak tertahan lagi.
Di khalayak ramai bisa saja ia pecah melimpah.
Asbab hilang sudah rasa 'ketahanan'.
Kekuatan mula beransur hilang.
Orang yang kau lihat bahagia bertukar merana.
Percayalah, dia telah lama menyimpan.
Biar ditimpa ujian bertalu-talu, tapi dia tetap terus menyimpan.
Cuba mengatasi dengan sebaiknya.
Pergantungan pada Yang Esa.
Sahajalah tempat Dia mengadu rintih.
Dia tak kuat dia juga penat.
Tapi dia cuba untuk kelihatan ceria.
Agar tiada hati yang sedih tatkala melihatnya berduka.
Ya dialah - Si Ceria.
AdikDiaryOfficial
Jatuh tersungkur menimpa batu.
Tajam menusuk kulit membuat aku meraung.
Tatkala orang lalu-lalang sekadar memerhati.
Tiada - biarpun seorang mahu memberi tangan.
Begitulah perasaan halus pada sudut terdalam batinku.
Apa yang manusia sekelilng tahu hanya zahirku.
Aku menangis meraung, tiada yang tahu.
Sekadar melihat aku seperti tiada sedikit pun masalah.
Ketawa, senyum tak lekang bahkan terlihat ceria sentiasa.
Sedang di hati pada saat itu.
Menahan, menahan dan terus menahan.
Kesakitan demi kesakitan yang tak pernah berhenti bertandang.
Mencabar tahap kesabaran.
Namun aku cuba juga.
Biar tiada siapa yang tahu kesakitan ini.
Biarlah sekadar Yang Esa mengerti.
Andai suatu saat empangan air mata tak tertahan lagi.
Di khalayak ramai bisa saja ia pecah melimpah.
Asbab hilang sudah rasa 'ketahanan'.
Kekuatan mula beransur hilang.
Orang yang kau lihat bahagia bertukar merana.
Percayalah, dia telah lama menyimpan.
Biar ditimpa ujian bertalu-talu, tapi dia tetap terus menyimpan.
Cuba mengatasi dengan sebaiknya.
Pergantungan pada Yang Esa.
Sahajalah tempat Dia mengadu rintih.
Dia tak kuat dia juga penat.
Tapi dia cuba untuk kelihatan ceria.
Agar tiada hati yang sedih tatkala melihatnya berduka.
Ya dialah - Si Ceria.
AdikDiaryOfficial
Dari Helaian Diary
● Dari Helaian Diari ●
Helaian diari jatuh berterbangan.
Akibat hembusan angin penyejuk alam.
Ku kutip dengan tiada perasaan.
Ingin saja dibuang.
Namun, sayang.
Begitu banyak cerita.
Ku tulis buat kenangan.
Hati terdetik ingin membaca.
Helai demi helai aku hayati.
Kadang tersenyum.
Kadang berkerut.
Ternyata - begitu banyak memori.
Ku nukilkan di sini.
Sepanjang bertahun ku habiskan masa.
Menimba ilmu di tanah orang.
Ya, begitu banyak dugaan.
Sudah nama 'pelajar'.
Yang belajar di tempat orang.
Bagai rusa masuk ke kampung.
Ah - malu rasa andai diingat semula.
Memori kali pertama.
Menjejak tanah orang.
Bagai tiada arah ingin dipandang.
Rindu tiba-tiba terdetik.
Akan tanah kelahiran.
Nun jauh ke seberang.
Dalam keasyikan aku menghayati.
Tak ku sedar air mata membasahi pipi.
Ya Rabbi - kuatkanlah hati ini.
Dalam menempuh setiap dugaan Mu.
Dalam menimba ilmu kerana Mu.
Salam fihifzillah saudara seperjuanganku.
AdikDiaryOfficial
Helaian diari jatuh berterbangan.
Akibat hembusan angin penyejuk alam.
Ku kutip dengan tiada perasaan.
Ingin saja dibuang.
Namun, sayang.
Begitu banyak cerita.
Ku tulis buat kenangan.
Hati terdetik ingin membaca.
Helai demi helai aku hayati.
Kadang tersenyum.
Kadang berkerut.
Ternyata - begitu banyak memori.
Ku nukilkan di sini.
Sepanjang bertahun ku habiskan masa.
Menimba ilmu di tanah orang.
Ya, begitu banyak dugaan.
Sudah nama 'pelajar'.
Yang belajar di tempat orang.
Bagai rusa masuk ke kampung.
Ah - malu rasa andai diingat semula.
Memori kali pertama.
Menjejak tanah orang.
Bagai tiada arah ingin dipandang.
Rindu tiba-tiba terdetik.
Akan tanah kelahiran.
Nun jauh ke seberang.
Dalam keasyikan aku menghayati.
Tak ku sedar air mata membasahi pipi.
Ya Rabbi - kuatkanlah hati ini.
Dalam menempuh setiap dugaan Mu.
Dalam menimba ilmu kerana Mu.
Salam fihifzillah saudara seperjuanganku.
AdikDiaryOfficial
Pondok Kecil
● Pondok Kecil ●
Sekejap saja dia berlalu pergi.
Dari jauh aku memerhati.
Gerak-gerinya membelakangi aku, berjalan terus ke hadapan.
Meninggalkan aku keseorangan.
Hiba, sebak - aku pendam sendiri.
Air mata cuba ditahan agar tidak mengalir.
Ingin sekali meluah buat kali terakhir.
Namun sayang, kau telah pun berangkat pergi.
Aku harap kau bahagia di sana.
Kelak nanti bila datang saat kau merindui.
Momen tika kita membesar dahulu.
Di sini, pondok kecil ini.
Tempat kita menumpah segala nilai persahabatan yang hakiki.
Aku harap nanti.
Walau jauh jarak dan ruang memisah.
Jangan sekali-kali kau lupa pondok ini.
Tempat di mana kita sama-sama kenal -
Erti sahabat, ukhuwah kerana Ilahi.
Hilang kau dari pandangan.
Terus jatuh berlinangan.
Air mata sebak mengiring perjalanan.
Moga saja engkau faham.
Betapa masa begitu cepat meninggalkan.
Ya, pasti kita akan merindukan.
Saat-saat dahulu kala.
Zaman kegemilangan, arena kegirangan.
Di saat tiada masalah sedikit pun menekan jiwa.
Kini kau dan aku masing-masing punya jalan hidup.
Aku percaya dan aku yakin.
Semua kenangan ini tak akan pernah menyepi.
Aku harap pondok ini kekal di sini.
Kerana ini saja kenangan yang terabadikan.
Bukti segala kisah keanak-anakan.
Salam fi hifzillah teman.
AdikDiaryOfficial
Sekejap saja dia berlalu pergi.
Dari jauh aku memerhati.
Gerak-gerinya membelakangi aku, berjalan terus ke hadapan.
Meninggalkan aku keseorangan.
Hiba, sebak - aku pendam sendiri.
Air mata cuba ditahan agar tidak mengalir.
Ingin sekali meluah buat kali terakhir.
Namun sayang, kau telah pun berangkat pergi.
Aku harap kau bahagia di sana.
Kelak nanti bila datang saat kau merindui.
Momen tika kita membesar dahulu.
Di sini, pondok kecil ini.
Tempat kita menumpah segala nilai persahabatan yang hakiki.
Aku harap nanti.
Walau jauh jarak dan ruang memisah.
Jangan sekali-kali kau lupa pondok ini.
Tempat di mana kita sama-sama kenal -
Erti sahabat, ukhuwah kerana Ilahi.
Hilang kau dari pandangan.
Terus jatuh berlinangan.
Air mata sebak mengiring perjalanan.
Moga saja engkau faham.
Betapa masa begitu cepat meninggalkan.
Ya, pasti kita akan merindukan.
Saat-saat dahulu kala.
Zaman kegemilangan, arena kegirangan.
Di saat tiada masalah sedikit pun menekan jiwa.
Kini kau dan aku masing-masing punya jalan hidup.
Aku percaya dan aku yakin.
Semua kenangan ini tak akan pernah menyepi.
Aku harap pondok ini kekal di sini.
Kerana ini saja kenangan yang terabadikan.
Bukti segala kisah keanak-anakan.
Salam fi hifzillah teman.
AdikDiaryOfficial
Depresi
● Depresi ●
Terbayang-bayang kesakitan yang bagai tiada luput.
Menerpa-nerpa di hujung katil.
Tidak mahu mengingat lagi - cuba menghentak diri.
Sehabis mungkin cuba menjauhi.
Namun gagal, tetap menyerang bertubi-tubi.
Serangan imaginasi menjatuh aras kewarasan.
Tertolak rasa senang dan tenang.
Dihambat tekanan berpanjangan.
Tawa dan nangis yang tak berkesudahan.
Terkadang teringat saat-saat klimaks membawa berjuta perubahan.
Sekejap nangis sekejap riang.
Mendung awan, ditenung diam.
Ditampar pipi sendiri - inginkan ketenangan.
Akibat diragut bisikan dugaan - Syaitan.
Lemah iman, daya dan kekuatan.
Lalu jatuh , hilang kawalan.
Depresi mencemaskan alam sejagat.
Ke mana pergi nilai kemanusiaan?
Ke mana pergi tarikan kasih sayang?
Empati.
Jangan disangka mereka hilang waras.
Sedang hati kau tak punya belas !
AdikDiaryOfficial
Terbayang-bayang kesakitan yang bagai tiada luput.
Menerpa-nerpa di hujung katil.
Tidak mahu mengingat lagi - cuba menghentak diri.
Sehabis mungkin cuba menjauhi.
Namun gagal, tetap menyerang bertubi-tubi.
Serangan imaginasi menjatuh aras kewarasan.
Tertolak rasa senang dan tenang.
Dihambat tekanan berpanjangan.
Tawa dan nangis yang tak berkesudahan.
Terkadang teringat saat-saat klimaks membawa berjuta perubahan.
Sekejap nangis sekejap riang.
Mendung awan, ditenung diam.
Ditampar pipi sendiri - inginkan ketenangan.
Akibat diragut bisikan dugaan - Syaitan.
Lemah iman, daya dan kekuatan.
Lalu jatuh , hilang kawalan.
Depresi mencemaskan alam sejagat.
Ke mana pergi nilai kemanusiaan?
Ke mana pergi tarikan kasih sayang?
Empati.
Jangan disangka mereka hilang waras.
Sedang hati kau tak punya belas !
AdikDiaryOfficial
Topi Biru
● Topi Biru ●
Ya. Semuanya bermula hanya kerana topi.
Malam itu.
Aku menuju ke ruang pasar malam.
Aku ingin membeli sesuatu.
Pada fikiranku hanya satu.
Biar duitku umpama daun bertaburan layu.
Namun aku tetap mahu.
Demi adikku.
Berjalan aku terus berjalan.
Di laluan pejalan kaki yang kelam.
Suatu cahaya dari jalan sana datang mendekat.
Sebuah kereta mewah meluncur laju.
Melintasi aku dengan megahnya.
Yang hanya berjalan kaki.
Bukan sekadar itu,
Air becak tepat mengena tubuhku.
Akhirnya aku basah.
Kotor dan berbau.
Ah! Dasar manusia !
Aku tak kesah!
Biar apa pun!
Tetap aku menerus perjalanan.
Tiba aku ke sebuah kedai.
Dilihat di balik cermin.
Terpampang susunan topi.
Ku beli satu - berwarna biru , bersifat brand-new.
Apa kau sangka fungsi topi itu.
Sama ada dua - baik untuk melindung kepala,
Mahu pun sekadar ingin berfesyen semata.
Orang ramai menjelingku.
Ibarat aku bukan manusia waras.
Aku sedar bajuku basah.
Kotor berbau.
Tambah lagi berselipar buruk.
Tapi membeli topi brand-new.
Aku sedar itu.
Kuat tawa mereka mengejekku.
Menghina aku - ya aku kisah apa.
Aku tiada duit.
Yang ada cukup untuk beli barang itu.
Tiba-tiba dalam perjalananku pulang,
Seorang lelaki - berkemeja putih.
Pantas mencelah laluan ku.
Melanggar ku hingga topi ku jatuh.
Tepat masuk ke dalam parit.
Ah! Tak guna!
Insan yang hanya pentingkan diri.
Lihat, apa terjadi!
Dengan membawa perasaan sakit,
Kembali aku menerus perjalanan.
Berjalan kaki seorang diri.
Namun pada hakikatnya.
Aku tidak pernah sendiri.
Kerana aku ada Ilahi.
Pun begitu,
Tetap juga ada rasa.
'Aku sendiri'.
Sampai di rumah,
Aku lihat adikku setia menunggu.
Kata adik, 'Mana topinya?'
Aku diam membisu.
Benar, aku sudah tiada apa.
Wang yang ada kini cukup sekadar makan.
Aku pegang bahu adik.
Adik, esok abang belikan ya.
Itu sahaja kata mampu terluah.
Adik nangis, berdegil mahu.
Sampai aku diterajangnya.
Aku geram.
Aku sudah hilang sabar.
Dari awal perjalanan hingga pulang.
Aku sudah menghadap bermacam dugaan.
Namun apa yang adikku faham?
Aku tampar dia kuat.
Sehingga dia jatuh - terbaring.
Kepalanya tepat mengena bucu kayu.
Dengan sekelip mata,
Rengekannya hilang serta-merta.
Matanya terkulai layu.
Tubuh kecilnya terbaring lemah.
Aku sudah hilang waras.
Aku ketawa tak henti.
Kuat sekali.
Sehingga jiran tetangga datang menghampiri
Terkejut mereka lantas menangkap aku.
----
Ya. Kini, aku hanya menanti masa.
Untuk dibicarakan.
Atas kesalahan membunuh.
Adikku sendiri.
Hanya Allah tahu.
Biar bukti sudah cukup -
Cukup untuk melabel aku bersalah.
Aku sedar.
Inilah riwayat manusia.
Yang hidup di dunia.
Yang bersalah - tidak bersalah.
Tidak bersalah - yang bersalah.
Namun cukup sempit dan terbatas.
Aku sedar Allah lagi mengerti.
Air mata terus menemani.
Dan kini aku hanya terus menanti.
AdikDiaryOfficial
Ya. Semuanya bermula hanya kerana topi.
Malam itu.
Aku menuju ke ruang pasar malam.
Aku ingin membeli sesuatu.
Pada fikiranku hanya satu.
Biar duitku umpama daun bertaburan layu.
Namun aku tetap mahu.
Demi adikku.
Berjalan aku terus berjalan.
Di laluan pejalan kaki yang kelam.
Suatu cahaya dari jalan sana datang mendekat.
Sebuah kereta mewah meluncur laju.
Melintasi aku dengan megahnya.
Yang hanya berjalan kaki.
Bukan sekadar itu,
Air becak tepat mengena tubuhku.
Akhirnya aku basah.
Kotor dan berbau.
Ah! Dasar manusia !
Aku tak kesah!
Biar apa pun!
Tetap aku menerus perjalanan.
Tiba aku ke sebuah kedai.
Dilihat di balik cermin.
Terpampang susunan topi.
Ku beli satu - berwarna biru , bersifat brand-new.
Apa kau sangka fungsi topi itu.
Sama ada dua - baik untuk melindung kepala,
Mahu pun sekadar ingin berfesyen semata.
Orang ramai menjelingku.
Ibarat aku bukan manusia waras.
Aku sedar bajuku basah.
Kotor berbau.
Tambah lagi berselipar buruk.
Tapi membeli topi brand-new.
Aku sedar itu.
Kuat tawa mereka mengejekku.
Menghina aku - ya aku kisah apa.
Aku tiada duit.
Yang ada cukup untuk beli barang itu.
Tiba-tiba dalam perjalananku pulang,
Seorang lelaki - berkemeja putih.
Pantas mencelah laluan ku.
Melanggar ku hingga topi ku jatuh.
Tepat masuk ke dalam parit.
Ah! Tak guna!
Insan yang hanya pentingkan diri.
Lihat, apa terjadi!
Dengan membawa perasaan sakit,
Kembali aku menerus perjalanan.
Berjalan kaki seorang diri.
Namun pada hakikatnya.
Aku tidak pernah sendiri.
Kerana aku ada Ilahi.
Pun begitu,
Tetap juga ada rasa.
'Aku sendiri'.
Sampai di rumah,
Aku lihat adikku setia menunggu.
Kata adik, 'Mana topinya?'
Aku diam membisu.
Benar, aku sudah tiada apa.
Wang yang ada kini cukup sekadar makan.
Aku pegang bahu adik.
Adik, esok abang belikan ya.
Itu sahaja kata mampu terluah.
Adik nangis, berdegil mahu.
Sampai aku diterajangnya.
Aku geram.
Aku sudah hilang sabar.
Dari awal perjalanan hingga pulang.
Aku sudah menghadap bermacam dugaan.
Namun apa yang adikku faham?
Aku tampar dia kuat.
Sehingga dia jatuh - terbaring.
Kepalanya tepat mengena bucu kayu.
Dengan sekelip mata,
Rengekannya hilang serta-merta.
Matanya terkulai layu.
Tubuh kecilnya terbaring lemah.
Aku sudah hilang waras.
Aku ketawa tak henti.
Kuat sekali.
Sehingga jiran tetangga datang menghampiri
Terkejut mereka lantas menangkap aku.
----
Ya. Kini, aku hanya menanti masa.
Untuk dibicarakan.
Atas kesalahan membunuh.
Adikku sendiri.
Hanya Allah tahu.
Biar bukti sudah cukup -
Cukup untuk melabel aku bersalah.
Aku sedar.
Inilah riwayat manusia.
Yang hidup di dunia.
Yang bersalah - tidak bersalah.
Tidak bersalah - yang bersalah.
Namun cukup sempit dan terbatas.
Aku sedar Allah lagi mengerti.
Air mata terus menemani.
Dan kini aku hanya terus menanti.
AdikDiaryOfficial
Sebuah Nama
● Sebuah Nama ●
Nur Ashfahani.
Nama yang mungkin jarang didengar.
Insan ini - yang dahulunya membenci.
Nama sendiri -
Hanya kerana ejekan teman.
Hanya kerana sukar disebut mahupun ditulis.
Hanya kerana itu -
Empunya nama ini membenci namanya sendiri.
Sedang kata ayahnya,
'Nama ini cukup unik.
Ia hasil ilham - nama seorang tokoh wanita.
Bahkan itu harus kamu bangga.
Punya nama 'Nur Ashfahani'. Ayah mahu kamu menjadi seperti dia.
Yang berjaya - menginspirasi semua.
Kamu , Hani. Harus bersyukur.'
Buat ke sekian kali -
Terdetik rasa bahagia.
Berkaca mata tika si ayah.
Meluah segala di balik nama 'Nur Ashfahani'.
Empunya nama itu kini.
Kembali jatuh hati.
Akan namanya sendiri.
Tiada lagi rasa membenci.
Kata empunya nama -
Terima kasih ayah.
Untuk pemberian nama yang cukup manis ini.
AdikDiaryOfficial
Nur Ashfahani.
Nama yang mungkin jarang didengar.
Insan ini - yang dahulunya membenci.
Nama sendiri -
Hanya kerana ejekan teman.
Hanya kerana sukar disebut mahupun ditulis.
Hanya kerana itu -
Empunya nama ini membenci namanya sendiri.
Sedang kata ayahnya,
'Nama ini cukup unik.
Ia hasil ilham - nama seorang tokoh wanita.
Bahkan itu harus kamu bangga.
Punya nama 'Nur Ashfahani'. Ayah mahu kamu menjadi seperti dia.
Yang berjaya - menginspirasi semua.
Kamu , Hani. Harus bersyukur.'
Buat ke sekian kali -
Terdetik rasa bahagia.
Berkaca mata tika si ayah.
Meluah segala di balik nama 'Nur Ashfahani'.
Empunya nama itu kini.
Kembali jatuh hati.
Akan namanya sendiri.
Tiada lagi rasa membenci.
Kata empunya nama -
Terima kasih ayah.
Untuk pemberian nama yang cukup manis ini.
AdikDiaryOfficial
Di Alam Malam
● Di Alam Malam ●
Di waktu alam menjengah gelap,
Aku lihat -
Sinar cahaya di ruang kaki.
Dilihat terang menyinar dari jauh.
Ya itu bulan.
Separuh tubuhnya bercahaya.
Asbab pantulan mentari.
Aku lihat -
Bintik-bintik kecil seolah-olah terapung di ruang langit.
Kuning keemasan - berjuta-juta bintik cantik kelihatan.
Ya. Itu bintang.
Sahabat bulan.
Aku.
Duduk sendiri.
Di tepi tingkap.
Mengelamun jauh sejauh sang bintang yang terang menyinar.
Bertafakur sejauh-jauhnya sejauh jarak bulan dan juga bumi.
Walau jauh - tetap bisa
menghilangkan suram kegelapan malam di muka bumi.
Tidak tertinggal si bayu malam.
Cukup lembut menampar pipi.
Memberi rasa kesejukan.
Juga ketenangan.
Menyegarkan segala isi alam.
Di waktu alam menjengah malam.
Bulan, bintang, bayu.
3B yang bersahabat.
Bersatu melengkapi makna malam.
AdikDiaryOfficial
Di waktu alam menjengah gelap,
Aku lihat -
Sinar cahaya di ruang kaki.
Dilihat terang menyinar dari jauh.
Ya itu bulan.
Separuh tubuhnya bercahaya.
Asbab pantulan mentari.
Aku lihat -
Bintik-bintik kecil seolah-olah terapung di ruang langit.
Kuning keemasan - berjuta-juta bintik cantik kelihatan.
Ya. Itu bintang.
Sahabat bulan.
Aku.
Duduk sendiri.
Di tepi tingkap.
Mengelamun jauh sejauh sang bintang yang terang menyinar.
Bertafakur sejauh-jauhnya sejauh jarak bulan dan juga bumi.
Walau jauh - tetap bisa
menghilangkan suram kegelapan malam di muka bumi.
Tidak tertinggal si bayu malam.
Cukup lembut menampar pipi.
Memberi rasa kesejukan.
Juga ketenangan.
Menyegarkan segala isi alam.
Di waktu alam menjengah malam.
Bulan, bintang, bayu.
3B yang bersahabat.
Bersatu melengkapi makna malam.
AdikDiaryOfficial
Sahabat
● Sahabat ●
Beb.
Aku nak kau tahu.
Betapa aku rindukan kau.
Terima kasih untuk segala perkenalan kita.
Terima kasih kerana sudi mengenali aku.
Terima kasih biarpun perkenalan kita hanya sementara.
Terima kasih untuk semua tunjuk dan ajar.
Apa erti hidup - erti cinta - erti belajar - erti bahagia.
Semuanya.
Kau selalu ada untuk aku.
Peneman aku.
Yang selalu di sisi aku.
Pendengar setia aku.
Jadi bahu tempat aku mengadu.
Penasihat aku.
Tegur aku 'ingat Allah selalu.'
Mana-mana aku ada - kau ada.
Kau ibarat kembar aku.
Dan aku hargai semua itu.
Berehatlah kau dengan tenang di Sana.
Moga Allah ampuni semua dosa-dosa kau.
Tempatkan kau di kalangan insan yang beruntung.
Moga kita dapat berjumpa di Jannah-Nya.
Aku sayang kau beb.
AdikDiaryOfficial
Beb.
Aku nak kau tahu.
Betapa aku rindukan kau.
Terima kasih untuk segala perkenalan kita.
Terima kasih kerana sudi mengenali aku.
Terima kasih biarpun perkenalan kita hanya sementara.
Terima kasih untuk semua tunjuk dan ajar.
Apa erti hidup - erti cinta - erti belajar - erti bahagia.
Semuanya.
Kau selalu ada untuk aku.
Peneman aku.
Yang selalu di sisi aku.
Pendengar setia aku.
Jadi bahu tempat aku mengadu.
Penasihat aku.
Tegur aku 'ingat Allah selalu.'
Mana-mana aku ada - kau ada.
Kau ibarat kembar aku.
Dan aku hargai semua itu.
Berehatlah kau dengan tenang di Sana.
Moga Allah ampuni semua dosa-dosa kau.
Tempatkan kau di kalangan insan yang beruntung.
Moga kita dapat berjumpa di Jannah-Nya.
Aku sayang kau beb.
AdikDiaryOfficial
Kejar
● Kejar ●
Seringkali kita dengar.
Impin sang Pengejar.
Yang tidak berhenti mengejar -
impian kendiri biarpun sukar.
Namun hati mereka tidak pula gentar.
Kata sang Pengejar.
Jangan biar jati diri pudar.
Biar mata dunia jadi gegar.
Laksana glob ligat diputar.
Hakikat hidup insan Pengejar.
Mengejar impian yang sukar.
Mengejar di samping belajar.
Bersama semangat yang berkobar-kobar.
Ayuh kita jadi insan Pengejar!
AdikDiaryOfficial
Seringkali kita dengar.
Impin sang Pengejar.
Yang tidak berhenti mengejar -
impian kendiri biarpun sukar.
Namun hati mereka tidak pula gentar.
Kata sang Pengejar.
Jangan biar jati diri pudar.
Biar mata dunia jadi gegar.
Laksana glob ligat diputar.
Hakikat hidup insan Pengejar.
Mengejar impian yang sukar.
Mengejar di samping belajar.
Bersama semangat yang berkobar-kobar.
Ayuh kita jadi insan Pengejar!
AdikDiaryOfficial
Siapa Aku ?
● Siapa Aku ? ●
Aku.
Tanggal keramat ini.
Aku dilahirkan.
Aku.
Tanggal keramat ini.
Aku melihat.
Betapa dunia.
Begitu indah di mata aku.
Saat itu.
Aku belum tahu.
Erti sebenar hidup itu.
Aku.
Lasak bermain di sini sana.
Gembira sentiasa.
Tiada masalah menekan jiwa.
Asbab ketika itu.
Aku masih muda.
Tidak terfikir lagi.
Erti hidup yang sebenar.
AdikDiaryOfficial
Aku.
Tanggal keramat ini.
Aku dilahirkan.
Aku.
Tanggal keramat ini.
Aku melihat.
Betapa dunia.
Begitu indah di mata aku.
Saat itu.
Aku belum tahu.
Erti sebenar hidup itu.
Aku.
Lasak bermain di sini sana.
Gembira sentiasa.
Tiada masalah menekan jiwa.
Asbab ketika itu.
Aku masih muda.
Tidak terfikir lagi.
Erti hidup yang sebenar.
AdikDiaryOfficial
Psychopath
● Psychopath ●
Dendam di jiwa bahang menyala.
Geram sekali - ingin aku menutup segala rasa.
Ingin sahaja menikam segala jiwa-jiwa yang ada.
Agar mereka juga dapat merasa.
Sakitnya jiwa aku -
Ditikam oleh jiwa-jiwa yang gila.
Asbab mereka sangka aku gila.
Sedang mereka lebih gila!
Nah, rasakan.
AdikDiaryOfficial
Dendam di jiwa bahang menyala.
Geram sekali - ingin aku menutup segala rasa.
Ingin sahaja menikam segala jiwa-jiwa yang ada.
Agar mereka juga dapat merasa.
Sakitnya jiwa aku -
Ditikam oleh jiwa-jiwa yang gila.
Asbab mereka sangka aku gila.
Sedang mereka lebih gila!
Nah, rasakan.
AdikDiaryOfficial
Demikianlah Contoh Puisi Penggugah Hati.
Sekian dan selamat menikmati..
Jangan Lupa Untuk Melihat Artikel Lain Di : SITEMAP SINYALALAM